Jumat, 14 Desember 2012

Kepemimpinan SBY "Sebuah Analisis"

         lahir pada 9 September 1949 di Pacitan, Jawa Timur. Seorang ilmuwan teruji, beliau meraih gelar Master in Management dari Webster University, Amerika Serikat tahun 1991. Lanjutan studinya berlangsung di Institut Pertanian Bogor, dan di 2004 meraih Doktor Ekonomi Pertanian.. Pada 2005, beliau memperoleh anugerah dua Doctor Honoris Causa, masing-masing dari almamaternya Webster University untuk ilmu hukum, dan dari Thammasat University di Thailand ilmu politik.
         Susilo Bambang Yudhoyono meraih lulusan terbaik AKABRI Darat tahun 1973, dan terus mengabdi sebagai perwira TNI sepanjang 27 tahun. Beliau meraih pangkat Jenderal TNI pada tahun 2000. Sepanjang masa itu, beliau mengikuti serangkaian pendidikan dan pelatihan di Indonesia dan luar negeri, antara lain Seskoad dimana pernah pula menjadi dosen, serta Command and General Staff College di Amerika Serikat. Dalam tugas militernya, beliau menjadi komandan pasukan dan teritorial, perwira staf, pelatih dan dosen, baik di daerah operasi maupun markas besar. Penugasan itu diantaranya, Komandan Brigade Infanteri Lintas Udara 17 Kostrad, Panglima Kodam II Sriwijaya dan Kepala Staf Teritorial TNI.
TIPE KEPEMIMPINAN

     I. SBY DALAM TIPE MILITERISTIK 
     Pertama sayamengaitkan bahwa SBY bergaya pemimpin yang bertipe militeristik. Hal ini disebabkan karena yang mempengaruhi corak kepemimpinan seseorang bias berupa pendidikan dan pengalaman. Dari segi pendidikan dan pengalaman inilah yang mengindikasikan bahwa SBY memiliki gaya militeristik karena SBY merupakan lulusan AKABRI terbaik dan mengabdi sebagai perwira TNI selama 27 tahun, serta meraih pangkat Jendral TNI tahun 2000. 

II.   SBY DALAM TIPE KARISMATIK
     Karisma adalah hal yang wajib dimiliki oleh seorang pemimpin. Buat saya, Pak SBY adalah orang yang berkarisma. Belum ada pemimpin yang berkarisma seperti pak SBY pada saat ini
     III. SBY DALAM TIPE DEMOKRATIS
     Menurut Kami kepemimpinan SBY juga masuk dalam tipe demokratis mungkin disebabkan karena tuntutan reformasi, situasi dan kondisi saat ini yang semakin liberal. 
KEBIJAKAN-KEBIJAKAN
         Di periode kedua masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini banyak kebijakan-kebijakan yang tidak populer dan menimbulkan kontroversial di masyarakat. Sebut saja kebijakan dana talangan untuk Bank Century yang awalnya 632 Milyar membengkak sampai 1000% menjadi 6,7 Trilyun. Kebijakan ini sekarang banyak diperbincangkan oleh masyarakat setelah DPR membentuk Pansus Skandal Bank Century. Saat ini kasus tersebut masih dilakukan penyelidikan oleh pansus untuk mengetahui apakah ada pelanggaran hukum dari kebijakan ini. Siapa yang salah dalam skandal Bank Century ini?. Semua saksi yang dimintai keterangan masih saling melempar tanggung jawab. Banyak diantara saksi yang dicurigai terlibat hanya mengandalkan sebuah kata “TIDAK TAHU, TIDAK INGAT, TANYAKAN SAJA PADA…,”. Semua itu hanya untukngelesdari tanggung jawab yang harus mereka pertanggungjawabkan.
KINERJA SBY
        SBY cenderung lebih kalem, sesuai dengan background kebudayaannya yang jawa, sehingga banyak orang justru mengatakan bahwa beliau ini “lelet”. Sepeti yang kita ketahui bahwa beliau merupakan calon incumbent. Sosok kemiliteran yang kental secara tidak langsung juga membawa dampak pada kabinet yang dipimpinnya. Kemampuan beliau untuk melihat kedalam masalah tidak terlalu baik apabila dibawa ke level teknis, karena beliau merupakan sosok yang ahli dalam mensinergikan kekuatan-kekuatan yang berada dibawah kepemimpinan beliau.
PRESTASI
        SBY telah berhasil membuat komitmen dalam kerjanya, contohnya yang paling nyata adalah masalah kesejahteraan guru. Ketika awal pemeritahannya di tahun 2004, beliau mengatakan kalau guru harus menjadi sebuah profesi. Pernyataan beliau dan diiringi dengan komitmen yang tinggi telah menjadi kenyataan sekarang ini, dimana guru telah menjadi sebuah profesi dan pemerintah menyadari betul akan pentingnya guru dalam meningkatkan mutu pendidikan. Terbukti anggaran pendidikan kita sudah dinaikkan menjadi 20% dari APBN.

        Telah membangun citra Positif Indonesia dalam hubungannya dengan luar Negeri, baik di bidang Ekonomi,Sosial budaya, Pendidikan, Pertahanan dan Perdamaian Dunia DLL
 
 
 

0 komentar:

Posting Komentar