Pengangguran
merupakan hal klise di Indonesia, masalah sosial ini belum mendapatkan
solusi terbaiknya. Masih saja angka pengangguran
di negeri yang memiliki kekakayaan alam berlimpah terbilang cukup tinggi. Badan Pusat Statistik (BPS)
yang melakukan survei tenaga kerja setiap bulan Februari dan Agustus setiap tahunnya menunjukan kepada kita bahwa, angka pengangguran
terbuka di
Indonesia per Agustus 2011 mencapai 9,39 juta jiwa atau 8,39 persen dari total
angkatan kerja
102,55 juta jiwa.
Ada tiga (3) hambatan yang menjadi alasan kenapa orang tidak bekerja sehingga menjadi pengangguran,
yaitu hambatan kultural, mutu dan relevansi kurikulum pendidikan, dan pasar kerja.
•Budaya
Budaya malas membaca dan belajar akan berimbas kepada kemalasan seseorang untuk berusaha menjadi lebih baik dan terkesan hanya bersikap pasif, pasrah terhadap keadaan.
•Mutu Dan Relevansi Kurikulum Pendidikan
sistem pendidikan
Indonesia jauh lebih produktif dalam mencetak lulusan ketimbang lapangan kerja yang tersedia.
•Pasar Kerja atau Lapangan Pekerjaan
Pasar kerja yang tersedia di negeri ini umumnya banyak yang tidak sesuai dengan bidang keahlian yang digeluti oleh para sarjana.
Ditambah lagi dengan lulusan PT
yang tidak mampu berkompetisi
dan tidak diterima oleh pasar kerja sebagai akibat kualitas lulusan yang buruk.
Pengangguran kaum sarjana merupakan masalah kita semua, yang disebabkan oleh beberapa aspek yang telah disebutkan di atas. Sehingga jika ingin mengurangi sarjana menganggur di negeri ini, ketiga hal tersebut yang menjadi penyebab sarjana menganggur harus ditangani dengan bijaksana, baik oleh pemerintah maupun masyarakat secara bersama-sama.
0 komentar:
Posting Komentar